KENANGAN ESQ 165

Hawa sejuk begitu terasa di dalam dewam hotel Selesa Beach Resort,semua pelatih ESQ sesi mahasiswa pada 19-21 Nopember 2009 mengambil tempat masing-masing. Penghawa dingin memang dipasang rendah, 16 darjah Celcius. Di dalam ruangan itu mengalun lembut lagu instrumental berjudul Koi, gubahan Kitaro, yang didukung perangkat sound system 5000 watt. Pencahayaan yang agak malap, sehingga semakin menambah syahdu suasana.

“Sahabat-sahabatku mari, pejamkan mata. Mari bicara jujur pada hatimu,” ajak sang trainer, Pak Firdaus Jamaris dengan nada lembut. Program ESQ hari itu diikuti 200 peserta mahasiswa dari seluruh malaysia. Peserta duduk di kursi. Sesekali peserta bersimpuh di karpet tebal, mendengarkan setiap instruksi sang trainer.

”Kamu bukan siapa-siapa kamu itu hamba Allah,lalu apa yang kamu banggakan dengan dunia kamu,tidakah kamu melihat kehebatan Allah,mohon ampun sahabatku istighfar mohon ampun pada Allah” teriak Pak firdaus Jamaris...Beberapa detik berlalu, terdengar tangis isak di sana-sini. Satu per satu peserta menyampaikan isi hati dengan mikrofon sehingga didengar peserta lain. Sesi pagi itu pun lantas ditutup dengan doa bersama.Itulah sebahagian suasana program ESQ.

Program ESQ yang kami ikuti dilaksanakan selama dua hari,sangat padat.Sepanjang program ini suasana emosi peserta memang berganti-ganti. Kadang-kadang sangat sedih kemudian betukar gembira dan sangat bersemangat. Satu lagi yang selalu dilakukan setiap kali bertukar sesi, antara peserta saling bersalaman, merangkul sambil mendoakan peserta yang dirangkulnya.

”Namanya salam semut. Tidak sekadar bersahaja, tetapi melatih agar kita berukhwah dengan orang lain. Dalam dua hari itu hampir semua peserta diharapkan saling kenal mengenali. Hubungan itu diharapkan berlanjut dalam wadah Forum Komunikasi Alumni ESQ.

Program tersebut memang dilatih sangat menitikberatkan hubungan interpersonal. Dimulai dengan menyentuh kesadaran spiritual seseorang. Program ini juga bukan ceramah agama.

”ESQ adalah pelatihan Spritual,emotional dan melatih IQ. di dalamnya ada ayat Al Quran, karana Al Quran bukan untuk orang Islam sahaja. Tapi, nilai-nilainya universal untuk semua manusia,” ujar Pak Firdaus.

ESQ bersifat independen. Bukan untuk golongan atau kelompok tertentu. ”ESQ seperti oksigen, boleh dihirup semua makhluk,” kata pak firdaus. Dalam konsep ESQ, karakter seseorang manusia ditentukan oleh God Spot (Hati nurani). Namun, God Spot itu sering tertutup oleh berbagai masalah kehidupan. Akibatnya, hati menjadi blind (buta). ESQ memandu menyingkirkan belenggu itu dengan enam langkah yang disebut dengan Zero Mind Process (ZMP).

Di dalam konsep ESQ juga ada learning principle. Prinsip Kaizen (continous improvement) digunakan untuk mengilustrasikannnya. ”Toyota jepun maju pesat dengan Kaizen. Mereka selalu belajar dan belajar, tak pernah puas,” kata Pak Firdaus.

Prinsip Kaizen juga dicontohkan dengan kemajuan Jepun dalam menghasilkan kereta api tercepat di dunia. ”Eropah dan Amerika ketika itu berlumba-lumba membuat kereta api tercepat di dunia. Namun, Jepun dengan prinsip Kaizen, walaupun tidak terlibat dalam perlumbaan t tersebut berjaya menghasilkan kereta api yang tercepat dengan menggunakan medan magnet. Padahal kutub utara dan selatan atau medan magnet ditemukan oleh orang-orang Amerika,” kata Pak Firdaus.

Sahabat-sahabat,jika ada kelapangan bolehlah mengikuti program ini, namun apapun kita perlu bijak menalai mentafsir dan mengharmonikan modul-modul yang di berikan agar mampu membantu kita dalam mengukuhkan dan menguatkan diri dalam berjuang dijalan Allah yang sangat jauh dan penuh liku…..Mari sama-sama kita tunduk dan beristighfar mohon ampun kepada Allah moga kita selalu dekat denganya amin y rabb