Monday, December 28, 2009

Al Kisah...Maka Tersebutlah Kisah


Alkisah, di sebuah hutan belantara ada seekor ibu singa yang mati setelah melahirkan anaknya. Bayi singa yang lemah itu hidup tanpa perlindungan ibunya. Beberapa jam kemudian segrombongan kambing datang melintasi tempat itu. Bayi singa itu menggerak-gerakkan tubuhnya yang lemah. Seekor ibu kambing tersentuh hatinya. Ia merasa hiba melihat anak singa yang lemah dan hidup sebatang kara. Dan terbitlah nalurinya untuk merawat dan melindungi bayi singa itu.Sang ibu kambing lalu menghampiri bayi singa itu dan membelai dengan penuh kasih sayang. Merasakan hangatnya kasih sayang seperti itu, si bayi singa tidak mahu berpisah dengan sang ibu kambing. Ia terus mengikuti ke mana saja ibu kambing pergi. Jadilah ia sebahagian daripada keluarga besar kumpulan kambing itu.Hari berganti hari, dan anak singa membesar dalam asuhan ibu kambing dan hidup dalam komuniti kambing. Ia menyusu,

makan, minum, bermain bersama anak-anak kambing lainnya.

Tingkah lakunya juga seperti kambing. Bahkan anak singa yang mulai berani dan besar itu pun mengeluarkan suaranya juga seperti kambing iaitu mengembik bukan mengaum! la merasa dirinya adalah kambing, tidak ada beza dengan kambing-kambing

lainnya. Ia sama sekali tidak pernah merasa bahwa dirinya adalah seekor singa.Suatu hari, terjadi perkelahian luar biasa. Seekor serigala buas masuk memburu kambing. Kambing-kambing berlari panik. Semua ketakutan. Ibu kambing yang juga ketakutan dan meminta anak singa itu untuk menghadapi serigala.”Kamu singa, cepat hadapi serigala itu! keluarkan aumanmu yang keras, serigala itu pasti lari ketakutan!” Kata ibu kambing pada anak singa yang sudah besar dan gagah.Tapi anak singa yang sejak kecil hidup di tengah-tengah komuniti kambing itu juga turut ketakutan,malah berlindung di balik tubuh ibu kambing. Ia berteriak sekeras-kerasnya dan yang keluar dari mulutnya adalah suara embikan. Sama seperti kambing yang lain bukan auman. Anak singa itu tidak boleh berbuat apa-apa ketika salah satu anak kambing yang lain diterkam dan dibawa lari oleh serigala.Ibu kambing sedih karena salah satu anaknya tewas dimakan

serigala. Ia menatap anak singa dengan perasaan marah,”Seharusnya kamu boleh membela kami! Seharusnya kamu mampu menyelamatkan saudaramu! Seharusnya mampu mengusir serigala itu.

Anak singa itu hanya menunduk, ia tidak faham dengan maksud perkataan ibu kambing. ia sendiri merasa takut pada serigala sebagaimana kambing-kambing lain. Anak singa itu merasa sangat sedih karena ia tidak bisa berbuat apa-apa.Hari berikutnya serigala ganas itu datang lagi. Kembali memburu kambing-kambing untuk disantap. Kali ini ibu kambing tertangkap dan telah dicengkeram oleh serigala. Semua kambing tidak berani menolong. Anak singa itu tidak sanggup melihat ibu kambing yang ia anggap sebagai ibunya dicengkam serigala. Dengan nekad ia lari dan menyerang serigala. Serigala sangat terkejut melihat ada seekor singa di hadapannya. Lalu ia melepaskan cengkamannya.Serigala itu gemetar ketakutan! Dengan kemarahan yang luar biasa anak singa itu berteriak keras, ”Emmbiiik!” Lalu ia mundur ke belakang. Mengambil langkah untuk menyerang lagi. Melihat tingkah laku anak singa itu, serigala yang ganas dan licik itu tahu bahawa yang berada di hadapannya adalah singa yang

bermental kambing. Tak ada bezanya dengan kambing.ketika itu juga ketakutan serigala hilang. Dengan marah,sang serigala siap menyerang kambing bertubuh singa itu! Atau singa bermental kambing itu! Saat anak singa itu menerjah dengan menyerangnya sang serigala yang telah siap dengan kuda-kudanya yang kuat.Serigala itu merobek wajah anak singa itu dengan cakarnya. Anak singa itu tersembam menyembah bumi dan mengaduh, seperti kambing mengaduh. Sementara ibu kambing menyaksikan peristiwa itu dengan rasa cemas yang luar biasa. Ibu kambing itu merasa hairan, kenapa singa yang gagah itu kalah dengan serigala. Bukankah singa adalah raja hutan? Tanpa belas kasihan sedikitpun serigala itu menyerang anak singa yang masih mengaduh itu. Serigala itu siap menghabiskan nyawa anak singa itu. Di saat yang kritikal itu, ibu kambing yang lemah dengan sekuat tenaga menendang sang serigala. Sang serigala terpelanting jauh. Anak singa bangun.Dan pada saat itu, seekor singa dewasa muncul dengan auman yang dahsyat! Semua kambing ketakutan dan Anak singa itu juga meghampir kumpulan kambing dengan keadaan takut. Sementara sang serigala langsung lari,bertempiaran. Saat singa dewasa hendak menerkam kawanan kambing itu, ia terkejut di tengah-tengah kawanan kambing itu ada seekor

anak singa.Beberapa ekor kambing lari, yang lain langsung lari. Anak singa itu Juga turut lari. Singa itu masih tertegun. Ia heran kenapa anak singa itu turut lari mengikuti kambing? Ia mengejar anak singa itu dan berkata,”Hai kamu jangan lari! Kamu anak singa, bukan kambing! Aku tak akan makan anak singa! ”Namun anak singa itu terus lari dan lari. Singa dewasa itu terus mengejar. Ia tidak mengejar kawanan kambing, tetapi mengejar anak singa. Akhirnya anak singa itu tertangkap. Anak singa itu ketakutan,”Jangan bunuh aku, kata anak singa ”Kau anak singa, bukan anak kambing. Aku tidak membunuh anak singa!” Dengan meronta-ronta anak singa itu berkata, ”Tidak aku anak kambing! Tolong lepaskan aku!” Anak singa itu meronta dan berteriak keras. Suaranya bukan auman tapi suara embikan, seperti suara kambing.Sang singa dewasa merasa sangat hairan. Bagaimana mungkin ada anak singa bersuara kambing dan bermental kambing. Dengan geram ia menyeret anak singa itu ke sebuah tasik. Ia harus menunjukkan siapa sebenarnya anak singa itu, ketika sampai di tasek yang jernih

airnya, ia meminta anak singa itu melihat bayangan dirinya sendiri.Lalu membandingkan dengan singa dewasa.Begitu melihat bayangan dirinya, anak singa itu terkejut, ”Oh, rupa dan bentukku sama dengan kamu. Sama dengan singa, si raja hutan!” ”Ya, karena kamu sebenarnya anak singa. Bukan anak kambing!” Tegas singa dewasa.”Jadi aku bukan kambing? Aku adalah seekor singa!” ”Ya kamu adalah seekor singa, raja hutan yang berwibawa dan ditakuti oleh seluruh isi hutan! mari aku tunjukkan bagaimana menjadi seekor raja hutan!” Kata sang singa dewasa. Singa dewasa lalu mengangkat kepalanya dengan penuh wibawa dan mengaum dengan keras. Anak singa itu lalu meniru, dan mengaum dengan keras. ia mengaum, menggetarkan seantero hutan. Tak jauh dari situ serigala ganas itu lari semakin kencang, ia ketakutan mendengar auman anak singa itu.Anak singa itu kembali berteriak penuh kemenangan, ”Aku adalah seekor singa! Raja hutan yang gagah perkasa!” Singa dewasa tersenyum bahagia mendengarnya.

Sahabat-sahabat, Saya menyeru untuk sama-sama kita menghayati kisah ini. Betapa banyak manusia yang menjalani hidup merasakan cukup seadanya, biasa-biasa saja, ala kadarnya. Hidup dalam keadaan terbelenggu oleh siapa dirinya sebenarnya. Hidup dalam tawanan rasa malas, langkah yang penuh keraguan Hidup tanpa kekuatan nyawa terbaik yang dimilikinya. Mari kita mengambil iktibar daripada mereka yang berjaya hidupnya. Di antara mereka ada yang telah menjumpai jati dirinya. Hidup dinamis dan positiff. Sangat faham untuk apa ia hidup dan bagaimana ia harus hidup. Hari demi hari mereka lalui dengan penuh semangat dan optimis sebagai pejuang agama Allah. Detik demi detik yang dilaluinya adalah rasa bahagia dan cinta kepada Allah. Semakin besar rintangan menghadap semakin besar pula semangatnya untuk menempuhnya. Jika kita merungkai sejarah rasulullah, Rasulullah sangat optimis dalam perjuangan dakwah,dalam apa jua rintangan yang dihapi oleh baginda,dilaluinya dengan penuh berhemah dan berhikmah, Justeru sahabatku kita perlu memahami dengan jelas atas sebab apakah kita hidup di atas muka bumi sebagai khalifah Allah dalam dalam membawa obor perjuangan islam.

Sahabatku potensi terbaik apa yang telah dikaruniakan oleh Allah kepada

Sangat hebat yang boleh kita katakana seperti singa dalam kisah tadi, namun kita yang menganggapnya seperti kambing kerana terlalu merasa selesa tanpa memikirkan kemaslahatan atau kebaikan umat disekeliling kita. Sahabatku aku nukilkan kisah ini untuk menegur diriku yang kerdil ini moga ada manafaatnya untuk orang lain, ayuh mari kita keluarkan “singa “di dalam diri kita, syiar islam,dalah diri kita semoga dengan setiap orang menjaga diri masing-masing dan akhirnya akan tertegaknya islam itu secara syumul sepeti yang kita impikan bersama amin ya rabb. Di akhirnya saya memetik kata-kata Al Ustaz Mustafa Masyhur, Katanya اصلح نفسك واد عو غير ك “ Perbaikilah diri kamu dan serulah orang lain “ . Ini dapat difahami bahawa pertama-tamanya bahawa Islam perlu ditegakkan di dalam diri kita sendiri. Apabila Islam tertegak di dalam diri kita maka akan mengembanglah laksana pokok, semakin menunjang akarnya maka semakin merendanglah daun dan semakin menjulang pucuknya. Kita perlu suburkan keimanan kita dengan wahyu-wahyu Allah s.w.t dan sirah para sahabat. Kita perlu suburkan kefahaman kita dan syaksiyyah kita dengan Islam. Wallahua’lam takbir!!! Allahuakbar.




2 comments:

  1. jazakallah.. bermanfaat artikel ini. Terasa kadang-kadang benar diri ini lemah kerana sekeliling kita tidak membantu kita menjadi kuat. Memang terasa diri sendiri ada kelebihannya, tetapi persekitaran menghalang, menjauhkan diri untuk menonjolkan kelebihan kita miliki tersebut. Sebagai pertanyaan kembali, apakah cara terbaik untuk menyatakan kelebihan kita dan kekuatan kita agar kita kenal yang kita jua ada singa yang sebenar dalam diri kita?

    ReplyDelete
  2. Perumpamaan yang boleh diktakan ialah kenal orang atasn dan kenal orang dalaman....siapakah orang atasan itu Menteri,ketua pengarah?,bukan itu maksudnya.'Orang atasan yang dimaksudkan adalah tuan punya dunia dan isinya iaitulah Allah. 'Orang Dlaman adalah diri kita sendiri. Kalau kita gagal mengenal Tuhan. Kita sebenarnya tidak kenal hidup ini, kenal diri penting dalam proses merancang dan meggerakkan hidup kita.

    ReplyDelete